Tuesday, August 25, 2009

Maling..Maling..Maling..SIA!!!



“Maling.. Maling..!!” kalau ada suara kaya gitu berkoar-koar di sekitar kita, kebanyakan orang-orang Indonesia pasti akan mencari ke arah suara dan mengejar kemana si maling berusaha melarikan diri. Kalau untungnya malingnya ketangkep, beberapa dari kita masih suka main hakim sendiri. Dipukul, diinjek-injek, sampai kapok nggak berdaya tuh maling! Itu baru misalnya ada tetangga yang kemalingan TV di rumahnya. Bagaimana jadinya kalau kita kemalingan something bigger, meaningful, even we can’t give it to anybody. Yak. Inilah yang sedang kita alami *lagi*. Kemalingan budaya, pulau, bahkan harga diri kita sebagai bangsa Indonesia!

Dan yang terjadi?
Tidak ada adegan pukul memukul atau injek-injekan sama si maling secara fisik memang, tapi kita meluapkannya dengan kemarahan, rasa muak, benci, tidak suka, protes sana sini, demo, perang secara tulisan, lisan, dan lain-lain. 

Masalahnya adalah terkadang kita hanya meluapkannya dengan penuh amarah tanpa melakukan sesuatu yang kembalinya ke diri kita dan direfleksikan pada dunia luar. Kalian tahu sebab si tetangga tadi bisa kemalingan TV? Ternyata mereka lupa mengunci pintu rumah mereka di saat mereka sedang keasikan pesta di luar rumah. Mereka orang yang kaya raya, punya banyak barang-barang wah di rumah mereka dan TV yang dimaling itu mungkin tidak ada artinya dibanding dengan jumlah kekayaan mereka yang melimpah ruah atau bahkan itu hanya satu TV dari beberapa jenis TV yang mereka punya di rumah dan mungkin mereka telah melupakan mempunyai TV yang itu sehingga ketika para tetangganya mergokin si maling, si orang itu malah ngomong, “Oh.. Saya punya TV itu toh?” tapi tetap saja dia merasa kehilangan miliknya. Dia pun ikut marah-marah dan nginjek-nginjek malingnya. Usai balik rumah, semua dilupakan. Besoknya dia melupakan lagi TVnya yang sempat dimaling.

Itu hanyalah analogi sederhana tentang negara ini. Si kaya raya itulah negara kita, Indonesia. Banyak sekali pulau yang kita miliki sehingga terkadang ada yang kita lupakan dan bahkan ada yang belum diberi nama oleh pemerintah. Terjadilah kasus direbutnya pulau kita Sipadan dan Ligitan. Coba saja kalian googling Pulau Sipadan, langsung keluar berbagai tawaran wisata ke Pulau indah itu oleh pihak Malaysia. Saya sedih sekaligus geram membacanya. Harusnya itu milik kita! Jangan sampai kasus Ambalat juga akan berakhir seperti itu. 

Kemudian, Indonesia juga kaya raya akan seni dan budaya sehingga terkadang kita tidak mengenal seni dan budaya warisan budaya negara kita tercinta ini sendiri. Parahnya, selama 64 tahun kita merdeka ini, pemerintah juga tidak pernah tegas memberikan hak paten kepemilikan atas budaya-budaya tersebut. Apalagi budaya negeri kita yang suka membajak dan tidak terlalu menghargai hak cipta orisinil (oke, saya juga pernah melakukannya dan sekarang saya jadi agak mikir-mikir untuk melakukannya deh.. demi negara ini! Saya baru tahu ternyata rasanya sakit sekali ketika karya asli kita dibajak atau diklaim oleh pihak lain. Pasti para pekerja seni kita lebih sering merasakannya.) yang telah marak di negara kita, ini membuat pemerintah tidak bisa tegas untuk membuat hak paten sehingga bisa digunakan untuk menindak siapa saja yang mengklaimnya. Nah karena inilah, ada beberapa kasus diklaimnya budaya kita oleh Malaysia yang menurut http://budaya-indonesia.org, daftarnya adalah:

Naskah kuno dari Riau, Naskah kuno dari Sumatera Barat, Naskah kuno dari Sulawesi Selatan, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara, Reog dari ponorogo, Lagu Rasa Sayange dari Maluku, Lagu soleram dari Riau, Lagu injit-injit Semut dari Jambi, Alat music gamelan dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, Tari Piring dari Sumatra Barat, Lagu kakak tua dari Maluku, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara, Motif batik parang dari Yogyakarta, Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatra Barat, Kain Ulos, Alat musik angklung, lagu jail-jali, dan yang terakhir, Tari Pender dari Bali. Total ada 21 daftar!

Lihatlah.
Betapa mudahnya mereka bisa mencomot budaya kita, menggunakannya untuk promosi wisata negaranya, memasukkannya di dalam iklan Discovery Channel Asia sehingga mereka dengan bangganya mengajak penduduk dunia untuk melihat keindahan asli Asia melalui negara mereka. ‘Malaysia, Truly Asia!’ yang di telinga saya lebih terdengar, ‘Malingsia, Truly Maling Asia!’ :D Sehingga melalui promosi yang dikemas dengan ‘sempurna’ tersebut, pastilah akan meyakinkan orang-orang asing untuk tergoda mendatangi Asia dengan tujuan utama: Malaysia. Dan bukan ke negara tetangganya yang berdekatan: Indonesia. Cerdiknya mereka. Dan lengahnya kita.

Inilah yang dimanfaatkan oleh Malaysia dari negara kita. Bangsa yang besar secara kuantitas dengan ragam pulau, seni, budaya, suku, dan lain-lain ini rupanya belum bisa besar secara kualitas. Sementara Malaysia, hanya dengan kuantitas yang sedikit atau bahkan tidak punya banyak keunikan di kebudayaan mereka, bisa dengan ‘cerdik’nya mencuri beberapa budaya kita dari sekian banyaknya budaya dan mengangkatnya menjadi dikenal dunia Internasional. Kalau sudah begini salah siapa? Dan kita bisa apa?
Saya sangat kecewa dengan pemerintah kita yang tidak pernah bisa tegas menyelesaikan permasalahan kita dengan Malaysia sehingga mereka tidak henti-hentinya kapok berulah. Ternyata selama ini pemerintah kita hanyalah mengirimkan surat protes ke pemerintah Malaysia dan setelah itu selesai. Tidak ada lagi kelanjutan penyelesaian dari masalah pencurian milik kita ini. Jadi tidak heran kalau kasus-kasus yang sama terulang lagi hingga tahun ini, pendet oh pendet. 

Jadi ini PR besar sekali untukmu hai pemerintah yang baru, kami sebagai bagian dari bangsa Indonesia ini ingin tindakan tegas dan real dari pemerintah untuk menindaklanjuti klaim Malaysia atas banyak dari milik kita. Kalau teroris saja kita dikasih sama Malaysia, tapi giliran budaya diambil sama mereka. Ambil saja si Noordin kembali, “Pendet is ours and Noordin M Top is yours! I’ll give it for free! :D” . Kalau kita ngirim TKI-TKW aja disana disiksa dan dianiaya, eh giliran kita dulu kasih yang macam Manohara.. masih juga disiksa hahahah :D So, the point is, harus ada segera undang-undang dan hak paten yang jelas atas setiap budaya kita dan semua milik kita sehingga jika sewaktu-waktu Malaysia mencoba berulah lagi, tunjukkan saja kekuatan hukum itu. Beres kan!

Nah, kita sebagai warga biasa yang juga bagian dari bangsa yang besar ini pun HARUS melakukan sesuatu yang bisa membangun bangsa ini lebih baik dan lebih hebat di mata dunia! Saya sempat memikirkan beberapa ide untuk membangun semangat nasionalisme dan berbudaya kita dan mungkin juga banyak yang telah melakukannya seperti gerakan #Indonesiaunite di www.indonesiaunite.com dan ini mungkin sebagian hal-hal yang saya sebut “GERAKAN INDONESIA BERBUDAYA!” yang bisa kita mulai dari sekarang untuk bergerak membawa budaya kita kemana-mana dan jangan hanya protes sana-sini, marah dan benci dendam kesumat sama Malaysia tanpa melakukan apapun yang berarti, karena KALAU BUKAN KITA YANG JAGA, SIAPA LAGI? :)

GERAKAN INDONESIA BERBUDAYA!
1. Mari kita sering-sering pakai batik dan kalau bisa janjian bareng temen-temen! Organisasi saya di kampus, EDSA HMJ Sastra Inggris UNDIP pun memberlakukan akan hari Rabu sebagai “HARI BATIK” kita sehingga di hari itu kita akan memakai batik bersama-sama, tentunya kalau mau pake di hari-hari yang lain atau bahkan setiap hari pun tak masalah, asal punya stok batik yang banyak yaa hehhe..

2. Kampanye dengan tulisan! Sudah banyak terbukti tulisan mempunyai kekuatan yang besar untuk mengubah sesuatu, maka sering-seringlah kalau kita lagi online twitter, facebook, blogging, nulis brosur, majalah, Koran, bulletin, dan media yang lainnya, kampanyekanlah tentang budaya kita. Minimal kenalkanlah kebudayaan asli dari kota kelahiranmu! Bayangkan seandainya satu orang menulis tentang daerahnya dan ada 100orang dari daerah yang berbeda maka kita telah mengenal 100 budaya Indonesia dari banyaknya yang ada. Pede dan narsis aja! Asal jangan sampai terjadi primordialisme alias unggul-unggulin budaya kita tapi meremehkan yang lain. Man, kita Indonesia! Bhineka Tunggal Ika! :)

3. Kalau ada bule-bule yang lagi datang ke negara kita dan kalian berkesempatan buat ngobrol bareng, manfaatkanlah momen itu untuk mengenalkan kebudayaan kita kepada mereka. Mereka suatu saat akan menceritakannya pada teman-temannya disana dan teman-temannya akan bercerita dengan teman-temannya, dan seterusnya. Lalu mereka akan datang berbondong-bondong ke Indonesia :)

4. Sering-seringlah nonton hal-hal yang berbau budaya Indonesia. Banyak event seperti “Borobudur International Festival” kemarin dimana dijadikan ajang untuk mengenalkan budaya Indonesia dan itu hal yang menyenangkan untuk mengenali negri ini :) Yang simple, nonton pertunjukan wayang, permainan alat musik tradisional, tarian-tarian, dan kesenian-kesenian yang lain di daerahmu bisa juga kita jadikan untuk lebih mengenal budaya kita. TV-TV local di Semarang juga sering kadang menayangkannya. TVRI juga masih konsisten menanyangkan terkadang. Ohya, jangan cuman nonton! Sekali-kali buatlah festival budaya yang bisa dijadikan ajang mengenalkan budaya kita. 17-18 April lalu, EDSA pun sempat menyelenggarakan acara bertajuk festival budaya ‘METAMORPHOEDSA’ dan sempat menampilkan tarian Saman dan lain-lain di depan penonton. 

5. Pakailah merchandise-merchandise yang berbau Indonesia! Maksudnya disini yang menuliskan atau menggambarkan tentang Indonesia. Kita bisa memakai kaos, pin, topi, jaket, atau menempel stiker, dan lain-lain dengan desainnya berbau Indonesia seperti kaos Indonesiaunite, Visit Indonesia, atau mempromosikan daerah tertentu seperti Bali, Lombok, Bunaken, Karimunjawa, Bromo, atau dengan gambar wayang, reog, tarian pendet, dan lain-lain yang bisa kita bikin sendiri rame-rame sama temen-temen atau beli. Saya ada rencana pengen bikin udah lama jadi nanti kalau jadi pasti saya bakal publish deh, kita pake rame-rame. Pamer sama Malaysia! :D

6. Tumbuhkan terus rasa semangat nasionalisme dan mencintai budaya serta seluruh kekayaan negara ini tanpa pamrih dan karyakan sesuatu sesuai bidangmu dengan negara ini sebagai alasan kamu melakukannya. Misalnya saja kamu seorang insinyur, yaudah bersemangatlah berkarya di bidang itu untuk Indonesia. Buatlah sesuatu yang bisa kamu tinggalkan untuk negara ini dan dikenal oleh negara lain sebagai hasil karya Indonesia. Jika saja setiap orang mempunyai pemikiran sendiri-sendiri yang inovatif untuk negri ini, saya yakin, bangsa ini tidak hanya akan besar secara kuantitas namun juga secara kualitas!

7. Sebarkan gerakan ini ke teman-temanmu, maka teman-temanmu akan menyebarkannya ke teman-temannya dan teman-temannya akan menyebarkannya, dan seterusnya! Saya yakin, dari sebuah gerakan sederhana yang bisa kita lakukan ini akan membuat kita sebagai bagian dari bangsa yang berbudaya ini tumbuh menjadi negara yang hebat! Bermimpilah kawan, bermimpilah untuk bangsa yang besar ini! Maka kita akan mewujudkannya bersama-sama :)


KALAU BUKAN KITA YANG JAGA, SIAPA LAGI?
Salam Indonesia! Hidup Pendet! Balikin Noordin M Top! :D
Any Ideas??

6 comments:

Funzee said...

Bagus...
Setuju...
Gerakan itu emang harus di mulai dr diri sendiri...
Lanjutkan ^^

Yuz said...

butuh lebih banyak manusia yg berpikir seperti dini utk perubahan bangsa ini,....wkwkkwkw,..
^_^
Salam blogger SMASA ,.ha..ha..

Andi Cihuyy said...

Hahaha.... postingan ini dibuat persis pas gw ulang tahun :)

kemana ajah dhin??? kok ngga pernah update lagi?? lagi sibuk yah :)

aniwe.... Ganyang Malingsia :)

Methaporhyme said...

Wew..........
Setuju !!!!
Aku padamu Dhin!!!(walah....)
Hehehehe......

Arema said...
This comment has been removed by the author.
Arema said...

Saya rasa kita udah sejak kecil dicekokin dengan kebohongan "Indonesia negara yang kaya." Tidak! Indonesia negara miskin! Kekayaan sebenarnya adalah kekayaan intellektual manusia, karena dengan otak, orang bisa membangun.
Contoh sederhana saja, perhatikan gunung kapur. Bagi bangsa tanpa skill, itu bukan asset, tp sampah. Tetapi bagi bangsa dengan skill, itu adalah asset yang bisa dirubah jadi semen.
Saya bukan nya anti-nasionalis, tetapi saya lebih memilih untuk realistis saja.
Masalah kita kehilangan pulau (Sipadan dan Ligitan bukan?), coba Anda bayangkan bila Anda penduduk asli pulau itu. Mana yg lebih Anda pilih, bila ada vote, Indonesia atau Malaysia? Indonesia, yang mengabaikan Anda seperti ibu membuang bayi haramnya di tong sampah, atau Malaysia, yang memelihara, membangun jalan, memberi fasilitas macam2?

the photograph

3..2..1...ACTION!!!

3..2..1...ACTION!!!

Bromo.. akhirnya!! Semeruu.. tunggu saiaa!! hehhe..

LOST IN JOURNEY?? hehhe..

kinder von germany

kinder von germany
[kiri-kanan] Ole, Rheinal, Daniel di sebuah taman di Berlin. Ole is Rheinal's best friend in Germany^_^

looking for future^^ *full of imagination*

looking for future^^ *full of imagination*

hahha just paper o' mine^_^

hahha just paper o' mine^_^

i am the star *hahha=p*

i am the star *hahha=p*