Eternal sunshine of the spotless mind.
*sinar matahari yang abadi dari pikiran tanpa bekas*
Stars :
Kate Winselt
Jim Carrey
Kristen Dunst
Elijah Wood
Mark Ruffalo
Hmm.
Jenis-jenis film seperti inilah yang saya suka =)
Seperti saya menyukai film Wicker Park, 21 Grams, Babel, Butterfly Effect, The Game,
Pulp Fiction, dan film2 sejenisnya yang memainkan pikiran penonton. Completely amazing!=)
Sebenarnya pernah saya menonton film ini setahunan yang lalu tapi hanya beberapa menit karena sepertinya waktu itu saya ketiduran di depan komputer hehhe *kebiasaan yang belum juga bisa dihilangkan=(* eniwei begitu saya pengen nonton paginya ternyata CDnya sudah dibalikin ke rental sama adek. Yah jadilah saya tidak jadi menonton film itu.
Nah.
Kemarin2 saya iseng mampir ke friendsternya Raditya Dika (penulis serial novel gilak kambingJantan=p_www.radityadika.com) dan ternyata film favorit yang dia tulis di FS adalah *jengjengjeng* that movie! Eternal sunshine of the spotless mind! Saya pun teringat kalau saya belum sempat menyeleseikan menonton itu film dan segera memutuskan untuk meminjamnya lagi ah eniwei hehhe=p
Jadilah si dini meminjamnya di VIP Rental VCD belakang Ramayana Kudus *hehe kan sudah saya bilang, kepulangan saya ke kudus kali ini benar2 perayaan menonton film habis2an. Tiada hari tanpa film=p* eniwei beberapa menit lalu seya selesai menontonnya dan langsung menulis reviewnya ini^^
Film keren tentang memori, penghapusan memori dan kekuatan cinta ini langsung membuat saya tertarik menontonnya lebih lanjut *tidak seperti setahun yang lalu yang ketiduran huhhu* kenapa?karena dari awal saya sudah dibuat binun sama setting dan jalan ceritanya.hehhe justru film2 yang seperti ini yang membuatku tertarik karena biasanya sutradara akan memainkan setting dan jalan cerita supaya menipu penonton atau paling tidak membuat pononton berpikir *mempermainkan pikiran penonton=)*
Ada satu ucapan si dokter penghapus memori, dr.Howard, menjelaskan tentang teknik penghapusan memori kliniknya. Kurang lebih begini,
“Kita akan mulai dengan memori akhir2 ini dan kita mencoba mundur. Ada pusat emosi di setiap memori kita dan ketika kau ganggu pusat itu, dia memulai proses degradasinya. Pada saat kau bangun di pagi hari, semua memori yang berhubungan dengannya akan hilang. Seperti mimpi ketika bangun.”
Kemudian Joel (Jim Carrey), si pasien yang ingin menghilangkan satu memorinya tentang seorang yang ingin dilupakannya pun bertanya,
“Apakah itu akan merusak otak kita?”
And the doctor said.
“Secara teknik, prosedur itu pengrusakan otak. Tapi tidak dengan bagian banyak minum. Tak ada yang akan hilang.”
Dan kemudian mereka melakukannya, penghapusan pada bagian memori otak Joel mengenai seseorang yang ingin dilupakannya itu. Caranya pun cukup bias dilogika. Joel harus membawa semua barang2 yang berhubungan dengan orang itu ke tempat ini dan nanti dokter bersama timnya akan memproses otaknya dengan alat dan menunjukkan satu persatu barang2 yang tentunya memorable sekali di otak Joel di hadapannya langsung. Untuk lebih jelasnya lebih baik kalian tonton sendiri filmnya. Agak susah untuk mendeskripsikan bagian ini hehhe=p
Cerita pun berlanjut dalam imaji Joel. Penelusuran mind map Joel. Eniwei sekarang sudah banyak juga buku tentang mind map. Beberapa kali saya melihatnya di Gramedia. Uniknya, mereka pun bertemu di dalam penelusuran mind map itu dan Joel justru memutuskan untuk berubah pikiran di tengah2 penelusuran itu. Dia ingin kembali mengingat cewek itu, Clementine (Kate Winselt). Karena terjadi accident dan kelalaian tim dokter Howard ini, akhirnya tidak ada yang mendengar teriakan Joel dari penelusuran mind map itu *mungkin kalian binun yak eniwei?saya juga binun menjelaskan supayah kalian ngarti hehhe makanya tonton ajah sendiri okay okay?=p*, akibatnya dia pun terjebak di mind mapnya itu dan berusaha untuk tidak kehilangan memori tentang Clementine=)
What happens next?
Apakah Joel berhasil keluar dari penghapusan memori itu?
Atau justru dia terjebak di dalam mind mapnya itu?
Sepertinya kalian harus menonton sendiri karena endingnya tidak terduga! Apalagi dialog terakhir di endingnya, saya harus mengulangi sampai 3 kali loh baru ngerti kenapa mereka justru tertawa?! Padahal saya masih mengerutkan kening *bukannya seharusnya mereka marah/sedih menurut saya awalnya=p*
Hmm.
A must see movie!!^________^
No comments:
Post a Comment