Thursday, July 23, 2009

But I Can't Give You A Reason. A Short Story by Me.

Hmm..

Akhirnya aku mempublish cerpen yang berhasil mengantarkanku sebagai Juara 1 Telkomsel Writing Awards pada bulan Februari 2009 lalu.. Alhamdulillah.. Ini semua tidak pernah terduga, seperti hidup.. yang terkadang penuh dengan kejutan tak terduga tanpa harus mempertanyakan apa sebenarnya alasan Tuhan memberikannya kepada kita.. here's my story.. But I Can't Give You a Reason.

See you on my next masterpiece! :)



- BUT I CAN'T GIVE YOU A REASON -


[Cerita Ramma..]

Here i go.. Scream my lungs and.. try to get to you.. u’re my only one.. I let go.. but there's just no one who gets me like you do.. You are my only, my only one..” ~ Yellow Card – Only One.

Lagu itu terus mengalun dengan keras memenuhi kamarku. Aku selalu melakukan ritual ini setiap kali harus terpaksa bertengkar dengannya. Aku tak tahu kenapa dia selalu membuat emosiku tersulut padahal dialah satu-satunya orang yang ingin aku sayangi di dunia ini. Aku ingin dia tahu bahwa aku tak pernah sekalipun membencinya.. apalagi muak padanya! Tidak sampai hati aku melakukannya! Tapi entah kenapa dia selalu menganggapku seperti itu.. aku tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan padanya kecuali dengan terus saja memukul-mukul tembok dan menangis! Sigh.. cengeng sekali kau, Ramma! Arrrghhh..!!


[Cerita Reisha]

“Ga mungkin bisa, yah.. kita tuh udah temenan bertaun-taun.. dia mana tahu gue naksir dia, say.. arrghh.. gue ga tahan kalau gini terus caranya.. lu ga tahu sihh gimana rasanya kita suka sama orang yang tiap hari bareng sama kita, curhat sampe nangis-nangis sama kita.. lu ga akan sampai hati buat nyatain perasaan lu ke dia.. daaaamnn!! Kenapa sih harus terjadi sama gue?? Hiks..”

“Yaudah sabar aja, Rei.. yang penting kan dia selalu ada buat lu..” Memang rasanya ga enak Rey.. dan aku juga ngrasainnya sekarang.. bahkan dia ga pernah sadar dan tahu betapa sakitnya hatiku meskipun aku juga ga akan sampai hati membiarkan dia nangis-nangis tanpa kudengar ceritanya.. seperti sekarang ini..

“Hiks.. Iyaaahh.. thanks bangett yah say.. gue ga tahu kalau ga ada lu gue kaya apa ancurnya.. huwwaaa.. bantuin gue ngilangin perasaan ini ke dia yahh..”

“Tenang aja sayang.. apapun yang lu butuhin pasti gue siap bantuin kok.. sekarang lu tidur aja yahh.. pasti mata lu udah bengkak berkantung hitam tuh..” Andai aku bisa mengatakannya bahwa aku akan dengan senang hati membantumu menghilangkan perasaanmu padanya Reishaku..


[Cerita Alle]

“You’re my little indigo, girl.. indigo eyes.. indigo mind.. indigo smile..” ~ Watershad – Indigo Girl.

Aku selalu melihat sesuatu yang beda dalam dirinya. Gerak-geriknya yang lucu dan unik. Rambut panjang tipisnya yang selalu digerai dalam suasana apapun. Matanya yang menurutku mata paling indah sedunia! Senyumnya.. aaahh.. tak tahan aku dibuatnya! Belum lagi setiap tingkahnya untuk memenuhi rasa ingin tahunya akan segala sesuatu. Dalam riwayat hidupku, baru sekali ini aku benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh wanita.. dan masalahnya adalah.. kenapa wanita itu haruslah dia.. kenapa bukan orang lain selain diaaa?? God, come on!!

“Cuz.. every night I realize.. I need you.. close to me.. but every night I compromise.. tonight oh tonight..”

Mungkin dunia menertawakanku kalau tahu betapa pengecutnya diriku atas nama lelaki, pengecut yang hanya bisa menahan semua perasaanku padanya. Tapi bagiku, tidak ada yang lebih membuat seorang lelaki itu tangguh jika lelaki itu rela menahan semua perasaannya karena memilih untuk mengalah.. bukan mengalah pada keadaan, tetapi mengalah pada ego diriku sendiri.. aku ingin melihatnya bahagia, mengamati indahnya dirinya dari sini dengan berbekal lomo-ku saja. Itu sudah teramat cukup. Apalagi ditambah secangkir kopi seperti malam ini..


[Ceritaku]

Hhhh.. lagi-lagi malam ini aku hancur dibuatnya. Bayangkan saja, sudah 3 tahun aku mengenalnya dan aku pikir itu waktu yang cukup lama, lama sekali untuk menahan perasaan ini. Bagiku sehari itu bagaikan setahun. Setahun bagaikan sepuluh tahun. Artinya tiga tahun itu bagaikan tiga puluh tahun! Terkadang hati kecilku selalu saja berkeinginan untuk menyatakan perasaan ini padanya.. tapi.. aku rasa dia belum siap mengetahui ini semua. Hal terburuk yang tidak ingin aku alami jika aku menyatakannya adalah dia pasti akan menjauhiku, membenciku, dan menganggapku tidak pernah ada lagi di dunia ini. Aku tidak ingin itu terjadi.. tetapi tahukah kamu rasa sakitnya menahan perasaan cinta seperti ini? Aku lebih memilih untuk dibunuh saja secara cepat daripada mati perlahan-perlahan tersiksa karena cinta.

“Ckrekkk..!!” suara yang tidak asing bagi penggila fotografi sepertiku. Apalagi diiringi juga dengan flash light yang samar-samar terlihat mengarah pada kamar apartemenku di lantai 3 ini. Refleks aku langsung menengok ke bawah lewat jendela kamarku. Samar-samar aku melihatnya. Lelaki bertopi hitam yang di tangannya memegang sebuah benda yang menyerupai kamera.


[Cerita Alle]

Siall.. sepertinya dia melihatku!! Apa aku lari saja?? Tidak.. kalau aku lari justru akan semakin mencurigakan. Aku akan tetap tenang disini dengan secangkir kopiku. Hmm.. aku punya sedikit permainan untuknya.. entah dia tahu atau tidak.


[Ceritaku]

Aku menuruni tangga apartemen dengan masih memakai kaos oblong putihku yang kedodoran dengan tulisan “I AM REALLY GODDAMN CRAZY!” di tengahnya dan masih dengan celana jeans pendek diatas lututku. Bodo amat. Aku harus tahu siapa orang itu secepatnya sebelum dia pergi.

“Heh! Lo tadi foto gw yah?” aku langsung melabraknya tanpa basa-basi. “Ga usah pura-pura lo.. gw tuh juga fotografer! Gw tahu kalau tadi kamera lo yang aneh itu tadi mengarah ke gw!”

“Hahhaa.. ANEH?? Lo tuh fotografer tapi ga tahu ini kamera apa?!” dia mengangkat kameranya yang memang aneh menurutku. Warnanya merah dan ada 8 buletan di depannya. Seperti kamera mainan deh, beneran..

“Emangnya..” Aku memberi jeda. Agak gengsi menanyakannya tapi aku kelewat penasaran. “Itu kamera apa..?” lanjutku kemudian.

“Jah.. fotografer jadi-jadian lo! Nih ya.. gw ga bisa ngasih informasi secara gratis. Kalau mau tahu ini kamera apa dan gimana cara kerjanya, malam ini ikutan gw hunting muter-muter Semarang sampe pagi!”

“Umm.. apa-apaan tuh begitu caranya?”

“Ya terserah lo mau engga.. gw sih meragukan lo sanggup ikut gw hunting sampe pagi.. apalagi cewek.. cemen..”

“Eh sembarangan lo men.. Okeh gw ikut! Tapi gw ambil NIKON gw dulu!”


[Cerita Alle]

Dia diam saja. Aku tak tahu harus membuka percakapan dengan obrolan seperti apa. Kami berjalan bersebelahan, ingin rasanya aku menggandeng tangannya, aku tahu dia kedinginan. Bodoh memang dia.. sudah tahu ini tengah malam, masih saja memakai baju tidurnya untuk keluar.

“Heh. Ini juga karena gw cepet-cepetan jadi ga sempet ganti baju tahu..” Eh? Emang dia denger aku bilang bodoh tadi?

“Lo.. denger apa yang gw batin?”

“Entahlah. Terkadang alam memberikan bisikan-bisikan pada kita, kan..” Hmm.. aku memang tak salah memilihnya.. bahkan dia lebih dari yang aku bayangkan..

“Siapa nama kamu, cantik?” Aku menelan ludah usai mengatakannya. Dengan penuh keberanian aku mengatakannya.

“Lo ga usah ngegombal ke gw yah.. percuma.”

“Terserah.. tapi kamu emang cantik.. jadi siapa nama kamu?” Bahkan aku berani memanggilnya “kamu”.

“Penting ya? Gw cuman mau ikut lo hunting yah. Ga lebih.”

“Ok. Gw ga maksa kok, cantik.. nih kita mulai dari sini aja yah. Bagus tu pencahayaannya. Jadi ini tuh namanya kamera lomo.. kalau punya gw ini jenisnya oktomat. Sekali bidik bisa langsung delapan gambar yang sama tapi dalam detikan yang berbeda dalam satu frame. Masih banyak lagi jenis lomo yang lain dengan efek yang bermacam-macam. Fish eye misalnya, yang efek gambarnya nanti bisa jadi kaya mata ikan, mencembung di tengah gambar. Gitu cantik.. masa ga pernah denger sih? Di Semarang emang belum ada komunitasnya sih tapi di Jogja aja udah ada. Jakarta punya lomonesia.”

“Waaah.. seru yahh.. gw pengen punya!” Matanya yang berbinar itu.. ekspresinya yang polos.. ahh.. dia benar-benar my little indigo girl..

“Harganya juga murah.. Oktomat gw ini aja cuman 400ribuan.”

“Hah? Beneran? Aduh gw bego banget sih ga pernah denger si lomo ini..”

“Hahha.. cantik, cantik.. yaudah ni cobain.. caranya sama kaya kamu bidik pake NIKON kamu kok..”


[Ceritaku]

Aku mencoba oktomatnya sementara dia memakai NIKON DSLR-ku. Kami menyusuri Semarang tengah malam seperti orang gila. Dia asik juga ternyata. Dan menghabiskan malam bersama orang asing adalah pengalaman yang aneh. Kamu tidak perlu tahu siapa namanya, apa latar belakangnya, dari mana asalnya. Kamu hanya tinggal punya kebiasaan dan interest yang sama dengannya maka dunia kalian pun akan tercipta dengan sendirinya. Aku berandai-andai, jika saja orang asing ini bukanlah lelaki.. mungkin bisa jadi cara yang ampuh untuk melupakan Reisha sejenak dan “bermain” dengan perempuan lain.. Untuk sementara, akan kunikmati malam ini bersamanya.

“Cantik.. cepet-cepetan naik ke atap itu berani ga? Yang menang boleh minta apa aja dari yang kalah.. Hm?” Dia sepertinya menantangku..

“Mmm.. boleh.”

“Ok. Gw hitung sampe 3 yah.. 1..”

“Tunggu. Gw yang itung.. 1.. 2.. 3..!!” Dan kami berlari menaiki tangga menuju atap sebuah bangunan tua di kawasan Kota Lama. Beberapa orang yang mangkal di depan gereja blenduk memperhatikan kami heran.. Aku cuek saja. Dia juga sepertinya lebih tidak peduli. Ahh.. Shitt.. dia sepertinya pemenangnya.

“Yeee.. gw duluaaan! Ayo cantik.. cepetan..” Sialan. Artinya aku harus memenuhi keinginannya. Damn!

“Hhh.. Oke. Lo mau minta apa lo dari gw? Asal jangan minta NIKON gw yah.. dia segalanya buat gw.”

“Hehhe.. ga kok cantik.. gw ga pengen NIKON lo.. gw cuman pengen waktu kamu setiap tengah malam minggu seperti ini.”

“Hah?”

“Iya.. kecuali kamu ada halangan, selain itu gw pengen ketemu sama kamu tiap tengah malam minggu seperti ini, cantik.. aku yakin kamu juga penderita insomnia akut kan? Hehhe..” Hm.. sepertinya akan sangat menarik juga menghabiskan tengah malam bersama orang asing seperti dia..

“Oke.. karena uda perjanjian dari awal jadi gw ga bisa bilang engga. Btw lo ada rokok ga? Dingin ni..”


[Cerita Ramma]

“Rei.. Selamat pagi.. Selamat ulang tahun yah..” Aku berharap menjadi orang pertama yang mengucapkannya lewat telefon . 00.02, Telat 2 detik sih..

“Ah Ramma.. makasih yah.. lo orang pertama..”

“Ohya? Huwee.. senangnyaa..”

“….” Jeda yang nggak ngenakin. Ini gara-gara kita agak cekcok kemarin pasti..

“Umm.. gw lagi menuju rumah lo nih..”

“HEH?? Pagi-pagi buta gini, Ram?”

“Hehhe.. Iyahh.. dan sekarang sudah di depan rumah lo. Ke bawah yah, Rei.. udah ada si VW kodok hitam, kan dibawah.. hehhe..” Dia membuka tirai jendela kamarnya seperti yang biasa dilakukannya setiap aku menjemputnya mengajaknya pergi.

“Lo.. ngapain pake kesini segala? Kan udah ngucapin di telefon..”


[Cerita Alle]

Dia menyandarkan kepalanya di bahuku atas tawaranku. Berjuta rasanya. Akhirnya aku bisa mencium rambut indahnya dari dekat.. hal yang selama hampir 2 bulanan ini aku impikan sejak pertama melihatnya kemudian berlanjut mengamatinya, mengikutinya, dan mendokumenkan kehidupannya dalam lomo oktomat-ku. Dia menghisap rokok yang aku berikan perlahan. Begitu menikmati kegiatan merokoknya malam ini. Sementara aku lebih memilih menikmati keadaan sekarang ini tanpa melakukan apapun. Tiba-tiba dia mulai bicara..

“Lo pernah jatuh cinta ga?” Eh?

“Mmm.. saat ini pun sedang jatuh cinta.”

“Ohya? Umm.. Berapa kali lo jatuh cinta?”

“Satu kali.”

“Berarti cinta pertama lo?”

“Iya bisa dikatakan begitu.. kamu, cantik?”

“Pernah. Satu kali juga. Dan tragis.” Deg. Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdetak cepat.

“Tragis kenapa, cantik?”

“Susah untuk dijelaskan.. yang pasti dia tidak akan pernah tahu perasaan gw dan jangan sampai dia tahu..”

“Katakan saja perasaanmu padanya.. ini jamannya emansipasi, cantik..”

“Hahha.. gw bisa dibilang bego, gila, bodoh kalau nyatain perasaan gw ke dia..”

“Kenapa? Ga ada yang salah dengan menyatakan perasaan kita ke orang lain..”

“Oh god! Ini tanggal berapa, men?” Aku ikut terperanjat kaget begitu dia mengangkat kepalanya dari bahuku. Usai sudah kenikmatan menciumi bau rambutnya yang khas..

“Umm.. pagi ini berarti sudah masuk tanggal 11 November.”

“Anjrit!! Sialan gw lupa ini ulang tahun dia!!” Ada perasaan yang menyetrum hatiku. Lucu rasanya kenapa aku bisa merasa cemburu seperti ini..

“Hari ini?”

“Iya! Biasanya gw selalu ngucapin yang pertama kalinya! Sialan gara-gara lo gw jadi lupa ulang tahun dia!” Entah kenapa ada yang aneh aku rasakan dalam hatiku. Apa Tuhan sudah mengatur ini semua?

“Ayo ikut gw!” Dia mematikan rokoknya dan menarik tanganku. Kaget bercampur bingung. Aku mengikuti saja langkahnya. Aku diajaknya berlari. Yang ada di benakku hanya satu: pasti orang ini amatlah berarti bagi indigo girl-ku sampai dia seperti ini. Kalau aku boleh memilih, aku tak ingin mengikutinya untuk mencegah perasaan sakit hatiku nanti tapi sebagian hatiku menuntunku untuk tetap pasrah mengikutinya saja tanpa banyak bertanya.


[Cerita Reisha]

Dia lain sekali malam ini. Semoga saja tidak ada ceritanya yang membuatku sakit hati malam ini. Jangan ada cerita wanita-wanita yang lain. Hari ini adalah hariku. Titik.

“Iya emang udah di telefon tapi gw pengen ketemu lo..” Jeda lagi. Ah Shit. Gw paling benci jeda seperti ini. “Umm.. gw mau minta maaf, Rei.. Udah sering bikin lo sakit hati. Sebenernya bukan itu mau gw tapi lo tahu sendiri kan kadang gw suka lose control. Emosi gw cepet banget naik tapi..” Jeda lagi. Gw pengen ngomong tapi susah..

“Gapapa kok, Ram.. gw ngerti lo lagi banyak pikiran.. gw juga minta maaf selama jadi temen lo sering nyusahin hehhe..”

“Umm.. kita udah berapa tahun temenan, Rei?”

“Dua tahunan lebih dikit mungkin, Ram..” Hhh.. Dua tahun yang menyiksa, Rammaku..


[Ceritaku]

Aku sudah di ujung gang kompleks rumahnya. Ya.. aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung di depannya pagi-pagi buta ini. Tapi entah kenapa firasatku tak enak. Ada sebuah mobil tak asing yang selalu diceritakannya di setiap curhatnya. VW kodok hitam yang membawanya kemana-mana dan itu cukup membuatku menahan rasa sakit hati setiap dia menceritakannya dengan berbinar di depanku.

“Kenapa berhenti, cantik?” Shit! Jantungku berdetak kencang. Aku paling tidak suka kondisi seperti ini. Disaat perasaanku sudah tahu ada yang tidak beres yang akan membuat hatiku sakit tapi aku masih belum berani menerima apa yang ada di depanku itu. Sialnya aku sering sekali mengalaminya. Sebut ini intuisi atau apa tapi Tuhan telah dengan kejamnya tega memberiku perasaan-perasaan aneh seperti ini.

“Dia.. dia disana..” Aku terbata-bata berusaha memberi orang asing ini informasi.


[Cerita Ramma]

“Ya.. 2 tahunan sudah kita berteman, Rei.. tahu tidak, dengan mengumpulkan seluruh keberanian gw nekat kesini pagi-pagi buta kaya gini Rei.. karena gw udah ga tahan lagi..”

“Eh? Kenapa Ram? Lo kalau ada masalah cerita aja.. gw pasti dengerin kok.. gw..”

“Hushh.. biarkan gw nerusin kata-kata gw, Rei..” Jari telunjukku menyentuh bibirnya.

“Gw ga tahan selama dua tahun memendam perasaan ini ke lo, Rei.. gw tahu ini mungkin bisa ngerusak hubungan kita selama 2 tahun.. tapi gw udah ga tahan lagi, Rei.. gw sakit setiap liat lo jalan sama temen cowok lo.. setiap lo cerita banyak temen cowok yang nelfon atau sms lo.. dan malam ini gw sadar gw harus ngomong ke lo.. Reisha.. Hate to say it but I really love you.. Would you be mine? Jangan tanya kenapa karena cinta terkadang tak butuh alasan, Reishaku sayang..”


[Ceritaku]

Aku meneteskan air mataku begitu saja. Aku bisa melihat dengan jelas sekali lelaki di dalam mobil itu menyentuh tangan dia.. hatiku sakit sekali.. aku tak kuasa lagi melihat apa yang akan terjadi setelah ini.

[Cerita Alle]

Aku menggenggam tangannya erat. Aku tak tahu apa yang terjadi tapi yang aku tahu aku harus menguatkannya. Dia terlihat rapuh sekali. Aku tak bisa membiarkannya menangis seperti ini.


[Cerita Reisha]

Kaget sekali. Bercampur senang mungkin. Tapi aneh rasanya.

“Jadi.. selama dua tahun ini.. lo suka sama gw, Ram?”

“Gw tahu gw salah suka sama sahabat sendiri.. tapi semakin lama gw semakin sakit, Rei..”

“Hushh.. Ramma.. dengerin gw.. selama dua tahun ini.. gw juga punya perasaan yang sama seperti yang lo rasain, Ramma..” Entah kenapa, air mata gw tumpah.. rasanya semua beban yang gw rasain selama ini tumpah begitu saja pagi-pagi buta ini.. gw pengen ada satu orang lagi disini yang ikut merasakan leganya hati gw sekarang, gw pengen ada dia yang selalu dengan sabar dengerin curhat-curhat gw tiap malem.. dan entah kenapa, tidak seperti biasanya, dia seperti lupa ulang tahun gw karena biasanya, dialah yang ngucapin pertama kali.. selalu dia orang pertamanya.. tapi aku tak tahu kali ini alasan apa yang membuatnya absen menjadi orang pertama..


[Ceritaku]

Aku bisa melihatnya dengan jelas. Reishaku berciuman dengan lelaki bangsat itu. Aku sudah tak sanggup lagi. Jantungku berdegup lebih kencang dari tadi! Air mataku mengalir tanpa bisa aku hentikan! Aku ingin teriak! Aku ingin lari ke ujung dunia!

“Brakkk!!!” Aku membanting lomo oktomat di tanganku yang baru saja aku kenal malam ini dengan keras. Tak peduli dengan orang di sebelahku ini. Kemudian aku lari sekencang-kencangnya sambil terus menangis. Kenyataan terlalu kejam untuk aku terima dengan alasan apapun Tuhan melakukan ini!


[Cerita Alle]

“Cantiik..!!” Aku bingung. Menghadapi dua kenyataan pahit. Perginya indigo girl-ku dan melihat lomoku dibanting begitu sadisnya oleh cinta pertamaku itu. Tak bisa kubayangkan semua foto tentangnya selama 2 bulan ini di dalam lomoku itu dalam waktu sekejap hilang semuanya, hancur! Seperti hatiku yang hancur berkeping-keping. Entah apa alasannya, aku tak bisa memberi alas an yang tepat untuk ini semua!


[Cerita Mereka]

“Broken this fragile thing now.. And I can't, I can't pick up the pieces.. And I've thrown my words all around.. But I can't, I can't give you a reason.. I feel so broken up.. And I give up.. I just want to tell you so you know.. Here I go, so dishonestly leave a note for you my only one, and i no you can see right through me so let me go and you will find someone.. You are my only one..” Samar-samar terdengar alunan musik dari mobil Ramma. Menambah suasana malam menjadi semakin mendung.

No comments:

the photograph

3..2..1...ACTION!!!

3..2..1...ACTION!!!

Bromo.. akhirnya!! Semeruu.. tunggu saiaa!! hehhe..

LOST IN JOURNEY?? hehhe..

kinder von germany

kinder von germany
[kiri-kanan] Ole, Rheinal, Daniel di sebuah taman di Berlin. Ole is Rheinal's best friend in Germany^_^

looking for future^^ *full of imagination*

looking for future^^ *full of imagination*

hahha just paper o' mine^_^

hahha just paper o' mine^_^

i am the star *hahha=p*

i am the star *hahha=p*